Teknologi Informasi untuk penanggulangan
bencana alam
Teknologi Informasi adalah
sebuat wadah yang dapat membantu didalam berbagai masalah. Bencana alam
merupakan masalah yang cukup rumit jika di tangani dengan cara manual. Prosedur
penanganan bencana saat ini banyak yang tidak efektif atau bahkan salah sasaran
semua itu disebabkan informasi yang terlambat masuk terlebih tidak akurat. Dengan
adanya Teknologi Informasi saat ini sangat membantu dalam proses pengambilan
keputusan pada saat bencana akan terjadi. Teknologi Informasi tidak dapat
mencegah terjadinya bencana secara keseluruhan, tetapi dengan adanya Teknologi
Informasi kita dapat meminimalkan segala bentuk kerugian, korban jiwa, dan
memberikan tindakan-tindakan yang efektif dan efisien,bahkan dapat meminimalkan
dampak dari bencana tersebut.
Bagaimana
peran manajemen teknologi informasi berkaitanbencana?
- Deteksi dini atau yang dikenal dengan early warning
system. Manusia tidak dapat mendeteksi kapan terjadinya bencana,
dengan adanya peringatan-peringatan dini manusia dapat menghindar atau
menjauh dari sumber bencan untuk bisa menyelamatkan diri.
- Pemetaan. Gejala alam bisa juga
diketahui dari tren yang berlangsung. Pola yang terjadi dalam rentang
sekian tahun. Teknologi informasi bisa membantu memetakan hal tersebut.
- Koordinasi. Ketika bencana telah terjadi peran teknologi
informasi sangat vital dalam hal koordinasi.
Tujuan Sistem
Peringatan Dini
Sistem peringatan dini dalam menghadapi bencana sangatlah
penting, mengingat secara geologis dan klimatologis wilayah Indonesia termasuk
daerah rawan bencana alam. Dengan ini diharapkan mengurangi terjadinya dampak
bencana alam bagi masyarakat. Keterlambatan dalam menangani bencana dapat
menimbulkan kerugian yang besar bagi masyarakat. Dalam siklus manajemen
penanggulangan bencana, sistem peringatan dini bencana alam mutlak sangat
diperlukan dalam tahap kesiagaan, sistem peringatan dini untuk setiap jenis
data, metode pendekatan maupun instrumentasinya. Tujuan akhir dari peringatan
dini ini adalah masyarakat dapat tinggal dan beraktivitas dengan aman pada
suatu daerah serta tertatanya suatu kawasan. Untuk mencapai tujuan akhir
tersebut maka sebelumnya perlu dicapai beberapa hal sebagai berikut:
a. Diketahuinya daerah-daerah
rawan bencana
b. Meningkatkannya knowledge, attitude dan practice dari masyarakat dan
aparat terhadap fenomena
bencana, gejala-gejala awal dan mitigasinya
c. Tertatanya suatu kawasan
dengan mempertimbangkan potensi bencana
d. Secara umum perlu pemahaman
terhadap sumber bencana.
3. Target dari Sistem
Peringatan Dini
Target yang akan diberi peringatan dini adalah masyarakat dan
aparat, terutama yang tinggal di daerah rawan bencana. Target ini seharusnya
mencakup beberapa generasi dan beberapa kelas sosial masyarakat. Keterlibatan
masyarakat, aparat dan akademisi (peneliti dari multi disiplin, misal geografi,
geologi, pertanian, teknik sipil, ilmu sosial, dll) sangat penting dalam sistem
peringatan dini. Sistem peringatan dini akan lebih tepat apabila dirumuskan
oleh ketiga komponen ini. Apabila salah satu komponen saja yang dominan
dikhawatirkna sistem ini tidak akan berjalan efektif.
Dengan mempertimbangkan penyebab utama
ditetapkannya sistem peringatan dini, serta tujuan dan targetnya, maka
disarankan agar sistem peringatan dini ini dilakukan dengan sistem pemberdayaan
masyarakat, dengan melibatkan aparat pemerintah dan akademisi sebagai fasilitator
dan motivator. Sistem ini harus dapat meningkatkan knowledge, attitude dan practice dari
tiap komponen yang ada dalam sistem tersebut. Syarat utama agar peringatan dini
ini dapat berhasil efektif, diperlukan komitmen pribadi dan aksi nyata dari
tiap individu/institusi dan komunikasi yang baik antar individu yang terlibat.
Teknologi
Informasi ini dilakukan karena pentingnya penanganan bencana yang sangat cepat.