Sekilas tentang Pembangunan Jembatan Selat Sunda

Jembatan Selat Sunda adalah bagian dari cita-cita besar bangsa Indonesia untuk menyatukan pulau-pulau besar di Indonesia sejak 1960, yang perlu diwujudkan karena akan membawa manfaat luar biasa bagi bangsa Indonesia.  Banyak Negara di dunia sudah lama memulai dan berhasil membangun proyek-proyek raksasa berupa jembatan yang menghubungkan wilayah-wilayahnya yang semula terpisah, guna meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan rakyat.

Lokasi

Lokasi Jembatan Selat Sunda dilihat dari Kepulauan Indonesia:

Rencana Ukuran dan Kapasitas:

1.  Lebar Jembatan 60 m2.

2.  2x3 Jalur Lalu Lintas Raya

3.   2x1 Jalur Darurat

4.   Lintasan Ganda (Double Track) Kereta Rel

5.    Pipa Gas, Pipa Minyak, Kabel Fiber Optik Cable, Kabel Listrik, dll

Lokasi Jembatan Selat Sunda

  Rencana Lintasan di Selat Sunda:

Rencana Teknologi Jembatan Selat Sunda:

Generasi Ketiga:

Pilon fleksibel, dek dipikul oleh gelegar kotak majemuk yang sangat aerodinamik, sangat fleksible dan sangat ringan

Pra-Studi Kelayakan

Pra-Studi Kelayakan Jembatan Selat Sunda ini telah diserahkan pada Gubernur Banten, Lampung dan pemerintah pusat dalam suatu acara khusus bertempat di Hotel Borobudur Jakarta, pada hari Kamis tanggal 13 Agustus 2009, selanjutnya akan melibatkan 10 provinsi yang berada pada Pulau Sumatera

Jembatan Selat Sunda Alternatif Urai Kemacetan 

Anggota Komisi V DPR Zulkifli Anwar menyatakan, pembangunan mega proyek Jembatan Selat Sunda (JSS) merupakansalah satu alternatif untuk mengatasi kemacetan yang kerap terjadi di Pelabuhan Bakauheni, Lampung maupun Merak, Banten.

"JSS juga akan membuat peningkatan perekonomian Provinsi Lampung dan Pulau Sumatra umumnya karena arus ekonomi akan berjalan lancar tanpa kendala antara Pulau Jawa dan Sumatera," kata dia di Kalianda, Lampung Selatan, Senin (25/4).

Menurut Zulkifli Anwar yang juga mantan Bupati Lampung Selatan itu, dengan adanya jembatan penghubung Jawa-Sumatera tersebut seluruh kendaraan dapat melintas dengan lancar tanpa harus antre terlebih dahulu layaknya menggunakan jasa penyeberangan.

Dia mengatakan kemacetan yang kerap terjadi di Pelabuhan Bakauheni akan terus berlanjut jika tidak ada solusi yang efektif karena sejumlah kapal roll on roll off (roro) yang beroperasi di pelabuhan itu merupakan kapal tua. 
Menurutnya imbauan guna meremajakan kapal-kapal tersebut telah diberikan untuk lebih mendukung layanan penyeberangan, namun sampai saat ini belum juga ada perubahan. Selain itu, kata dia, kemacetan pada awal tahun 2011 lalu telah menyebabkan kerugian hingga Rp720 miliar atau Rp50 miliar dalam sehari. "Sejak beberapa tahun lalu Pelabuhan Bakauheni memang selalu seperti itu dan tidak ada perubahan hingga saat ini," imbuh dia.

Karena itu, ia mengharapakan seluruh pihak ikut mendukung pembangunan jembatan tersebut agar segera terealisasi sesuai dengan rencana pemerintah dengan kawalan penuh dari para insan pers.

Hal senada juga dikatakan oleh Gubernur Lampung Sjachroedin ZP bahwa program nasional pembangunan JSS merupakan salah satu upaya pemerintah untuk memajukan daerah karena seluruh sektor akan  meningkat dengan dengan terealisasinya jembatan tersebut layaknya jembatan Surabasa dengan Madura (Suramadu).

Dia menuturkan, saat ini pemilik kendaraan baik roda dua dan roda empat terus meningkat sehingga sangat memungkinkan sekali terjadinya kemacetan di Pelabuhan Bakauheni apalagi jika sampai lima tahun mendatang maka akan lebih parah lagi.

"Sekarang kemacetan terjadi antara lima sampai 10 kilometer, apalagi lima tahun ke depan maka akan lebih parah lagi," imbuh dia.

Menurutnya dari pembangunan jembatan itu tanpa mengenyampingkan PT Angkutan Sungai Danau dan Perairan (ASDP) Indonesia Ferry karena sejumlah wilayah di Lampung dapat dijadikan pelabuhan baru seperti di Kotanggung Kabupaten Tanggamus, Kecamatan Ketapang Kabupaten Pesawaran atau Kecamatan Labuhan Maringgai Lampung Timur yang bisa saja melayani penyeberangan menuju Tanjung Priok atau yang lainnya. 

Pemerintah Minta Anggaran Jembatan Selat Sunda dari Swasta 

Biaya pembangunan JSS berasal dari swasta. Disain dan tenaga ahli JSS dari Indonesia. Pemerintah siapkan konsorsium. Kristopo

Jakarta–Pemerintah masih merencanakan pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS). Anggaran pembangunan JSS ini berasal dari swasta. Karena itu, rencana pembangunan JSS tidak dibicarakan dalam IIICE 2011.

“Pembangunan JSS itu lain lagi, itu tidak diprioritaskan pada anggaran pemerintah. Itu pihak swasta kita dorong untuk proyek ini,” kata Menteri Kooedinator Perekonomian, Hatta Rajasa, kepada wartawan, di sela-sela acara IIICE 2011, di Jakarta, Selasa, 12 April 2011.

Dia menambahkan, dari penyelenggaraan IIICE 2011 ini pemerintah tidak menawarkan proyek infrastruktur kepada investor. Acara ini hanya conference dan exhibition saja. “Jadi, peminat bisa melihat bagaimana kita mengatasi hambatan-hambatan di bidang regulasi kita,” ujarnya.

Selanjutnya kata Hatta, telah banyak aturan pemerintah dan perundangan yang diperbaik, karena dirasakan menganggu dan menghambat pembaungunan infrastruktur.

Selain itu, karena ini merupakan acara conference, merupakan suatu info timbal balik agar program percepatan pembangunan berjalan, maka pemerintah akan menerima masukkan dari peserta conference.

Berkaitan dengan JSS, tambah Hatta, pemerintah sedang merapatkan lagi JSS ini. Karena ini akan menjadi ikon Indonesia. “Yang mendesain dan tenaga ahlinya sedapat mungkin dari Indonesia. Kita mengumpulkan seluruh  cream de la cream Indonesia untuk mendesain, kemudian itu untuk pendanaan yang begitu besar kita lihat BUMN dan kita siapkan konsorsium,” jelasya.

 SBY: Percepat jembatan Selat Sunda 

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta sejumlah proyek investasi strategis di Banten agar dipercepat pembangunannya, kalau bisa ada yang dimulai pada tahun ini untuk memastikan proyek bergerak. Sejumlah proyek strategis itu, antara lain kerja sama proyek kilang minyak dengan Iran, Jembatan Selat Sunda, Pelabuhan Bojonegara, revitalisasi pelabuhan Merak dan modanya hingga Waduk Karian.

Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah mengatakan Kepala Negara memberikan perhatian serius atas kelanjutan proyek-proyek strategis yang telah disepakati dikembangkan di wilayah yang dipimpinnya tersebut.

"Kami melaporkan perkembangan proyek multinasional dan nasional yang ada di Banten. Presiden menyampaikan instruksi kepada menko perekonomian dan menteri terkait untuk menindaklanjuti perencanaan progress Jembatan Selat Sunda dan proyek lainnya," katanya seusai diterima Presiden Yudhoyono di Istana Presiden, hari ini.

Dia menambahkan proyek-proyek strategis menjadi perhatian serius bagi Presiden karena sangat besar dampaknya bagi perekonomian nasional.

Menurut dia, salah satunya permintaan Kepala Negara agar administrasi Perpres soal proyek Jembatan Selat Sunda disegerakan agar proyeknya bisa segera memasuki tahap implementasi.

Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto memperkirakan perpres soal proyek Jembatan Selat Sunda sudah keluar dalam satu atau dua minggu ke depan.

"Kami [menteri terkait] disuruh membahas dan diberi waktu seminggu. Ya mudah-mudahan tidak minggu ini, dua minggu lagi. tadi instruksi supaya cepat," ujarnya.

Dia menambahkan perpres itu mengatur antara lain mengatur badan pelaksana dan tata cara menunjuk pengelolanya atau investornya.

Menko Perekonomian Hatta Rajasa menambahkan proyek Jembatan Selat Sunda akan mulai melakukan peletakjan batu pertakanya pada 2014.

Dia menuturkan pembahasan proyek itu sudah lama dilakukan dan juga sudah melwati semua tahapan persiapan sehingga implementasi bisa lebih matang.

Gubernur Banten mengatakan semua proyek akan digerakkan melalui kerja sama pusat dengan provinsi sehingga apa yang menjajdi harapan Presiden bisa dilaksanakan.(iLmu From)